Minggu, 09 Februari 2014

Kunci Hati

          

          Ada kisah menarik dari Anas bin Malik. Suatu ketika ia berjalan dengan Rasulullah SAW. Ketika itu, datanglah seorang Arab Badui dari arah belakang. Dengan serta merta ia menarik jubah najraani yang dikenakan Rasulullah.

          Anas berkata, “Aku memandang leher Rasulullah dan melihat bahwa jubah itu telah meninggalkan bekas merah di sana karena kerasnya tarikan. Orang badui itu kemudian berkata, ‘Wahai Muhammad, beri aku dari sebagian kekayaan Allah yang ada di tanganmu’. Rasul kemudian menoleh kepadanya dan tersenyum, lalu memerintahkan agar orang itu diberi uang.”

          Kisah ini menggambarkan betapa mulianya akhlak Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah membalas keburukan orang  dengan keburukan lagi.  Saat dihina, beliau tidak marah atau sakit hati. Beliau justru mendoakan kebaikan. Mengapa Rasulullah SAW mampu tenang dan bijak menghadapi gangguan orang lain? Jawabnya, Rasulullah SAW memiliki kelapangan dada dan kejernihan pikiran.

          Ternyata, yang membuat hidup kita tidak bahagia adalah diri kita. Penyingkapan buruk pada suatu kejadian adalah sumber penderitaan. Mirip orang yang sariawan makan keripik pedas. Ia menangis, marah dan uring-uringan. Yang membuat ia menderita bukan keripiknya, melainkan lidahnya yang berpenyakit. Bagi orang yang tidak sariawan, keripik tersebut nikmat dan renyah.
Saudaraku, ada banyak hal yang membuat hidup kita tidak nyaman. Salah satunya adalah kegemaran menyimpan ‘memori-memori’ buruk. Otak bisa diibaratkan wadah penyimpananyang akan kotor ketika kita mengisi dengan sampah.

          Pengalaman-pengalaman buruk, seperti penghinaan, perlakuan buruk, cemoohan, ketersinggungan, kegagalan, dan lainnya adalah “sampah” yang berpotensi mengotori pikiran. Semakin sering kita menyimpan memori buruk di otak, semakin negative sikap dan perilaku kita.
Karena itu satu syarat agar hidup kita bahagia adalah membersihkan kepala dari “sampah-sampah” busuk. Bagaimana caranya?

          Pertama, Selalu berusaha mengingat kebaikan orang dan melupakan keburukan. Saat orang lain menyakiti kita, carilah seribu satu alas an agar kita tidak benci. Ongatlah selalu kebaikannya.. jangan sampai kita mengabaikan seribu kebaikan orang, hanya karena satu keburukan yang boelh jadi tidak sengaja ia lakukan.
           Kedua, segera lupakan perlakuan buruk orang lain. Ibaratnya, kalau itnta mengotori muka, maka tindakan yang bijak adalah membersihkannya, bukan membiarkannya, atau menunjukkannya kepada orang lain. Demikian pula saat orang berprilaku buruk pada kita, menghina misalnya, alangkah bijak bila kita segera menghapusnya, bukan memendamnya, mebesar-besarkannya, atau menunjukan pada orang lain.
Ketiga, mohonlah kepada Allah SWT agar diberikan hati yang lapang, dan pikiran yang jernih. Ada doa dalam Al-Qur’an yang bisa kita panjatkan,
          “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku; agar mereka mengerti perkataanku.”

Robbisyrohliy shodriy wayassirliy amri… (QS Thaahaa:25-28)

Wallahualam

Semoga bermanfaat ^.^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar